Mantap, Ritme Permainan Gejug Lesung Gugah Semangat Warga
- Jul 29, 2018
- gemantar-wonogiri
Sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas gejug lesung sedang melakukan latihan memainkan alat musik tradisional, lesung. Latihan sejak Kamis (26/7/2018) tersebut sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Komunitas yang sebagian besar beranggotakan dari unsur PKK Desa Gemantar tersebut berlatih guna persiapan mengikuti lomba gejug lesung di Kecamatan Selogiri. Lesung milik Sugiri (Kadus Dukuh) sengaja diusung untuk latihan di Kantor Desa Gemantar. Tak disangka, irama tabuhan lesung mampu menyedot perhatian warga sekitar. Mereka penasaran, sebab sudah sekian lama suara tersebut nyaris tidak pernah terdengar. Latihan permainan musik khas pedesaan tersebut rencananya akan dilakukan hingga menjelang lomba gejug lesung tingkat kecamatan pada tanggal 15 Agustus mendatang. Untuk lomba sendiri, panitia sengaja menyiapkan lesung dari Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Lomba akan diikuti oleh ibu-ibu warga Selogiri. Lalu, apa sebenarnya lesung itu ? Berikut gambarannya.... Lesung adalah alat tradisional yang dulunya digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk memisahkan antara kulit padi dan isinya secara mekanik untuk menjadi beras. Lesung sendiri sebenarnya hanya wadah cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya dengan ukuran panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman sekitar 40 cm. Selain berukuran besar, biasanya kayu sengaja dipilih yang sudah berumur. Padi atau gabah yang akan diolah ditaruh di dalam lubang tersebut. Padi lalu ditumbuk dengan tongkat tebal dari kayu yang sering disebut dengan nama alu. Penumbukan dilakukan secara berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam. Seiring perkembangan jaman, kini fungsi lesung telah tergeser dengan keberadaan mesin penggilingan padi (Rice Mile). Hanya sedikit warga Desa Gemantar yang masih menyimpan lesung. Padahal, lesung tidak hanya sekedar alat penumbuk padi. Namun lebih dari itu, lesung bisa dijadikan alat musik tradisional. Harmonisasi tabuhan lesung bisa menghasilkan irama musik yang semarak, apalagi jika disertai dengan berbagai tembang jawa. Oleh masyarakat Jawa, seni musik yang dihasilkan dari pukulan alu dan lesung tersebut biasa disebut dengan istilah gejog lesung. Seni gejog lesung sudah ada di pedesaan sejak lama, bahkan sebelum menjadi pertunjukan musik dalam arti sebenarnya di era seperti sekarang. Kesenian ini juga kerap digunakan sebagai pengisi waktu luang para petani setelah seharian bekerja menumbuk padi. Kesenian tradisional ini dimainkan secara beramai-ramai. Biasanya terdiri dari tujuh orang yang menumbuk lesung, dan sisanya akan menyanyi sambil menari. Dulu, permainan gejog lesung kerap dimainkan pada saat malam bulan purnama. Selain itu, musik tersebut juga sering dipakai sebagai hiburan sekaligus pengiring keceriaan anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah.